Senin, 13 November 2017

Sistem Pendidikan di Negara Perancis

Bab I
Pendahuluan

      A.    Latar Belakang

Perancis adalah suatu negara besar dengan segala kebesaran dan juga tragedinya Selama bertahun-tahun, kebudayaan, pendidikan, dan bahasa Perancis banyak sekali diminati masyarakat di berbagai belahan dunia. Belum lama berselang, hal ini paling jelas tampak di antara bangsa-bangsa yang ingin menaikkan statusnya di mata orang eropa. Repotasi Perancis sudah masyhur di bidang filsafat, kesusastraan, seni, bahkan dalam bidang perdagangan dan industri karena bakat-bakat kreatif warganya dan nama-nama mereka di kenang dengan penuh rasa hormat. Kendati kekaisaran Perancis telah sirna, bahasa dan pola pendidikannya yang khas masih dipergunakan hamper di semua benua di dunia.
Dalam ruang lingkup pendidikan, negara Perancis merupakan negara yang menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementerian pendidikan (biasa disebut Ministry of National Education) memiliki peran urgent dalam kemajuan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan  sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
Berbeda dengan Indonesia, Indonesia merupakan negara yang menggunakan sistem pendidikan desentralisasi yakni pemerintah menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah pembiayaan pun menjadi kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan diharapkan dapat mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban hidup, memberi jaminan kelayakan hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan pendidikan serta harapan-harapan menggembirakan lainnya. Pemerintah mewajibkan belajar bagi anak-anak Indonesia selama 9 tahun.

B.    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu; Pendidikan di Negara Prancis.
C.     Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan penulis makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pendidikan di Negara
































Bab II
Pembahasan

A.    Letak Geografis Negara Perancis

Perancis adalah sekitar 80% ukuran Texas.Di Alpen dekat perbatasan Italia dan Swiss adalah Eropa barat titik tertinggi-Mont Blanc (15.781 ft; 4.810 m). The-ditutupi hutan Pegunungan Vosges berada di timur laut, dan Pyrénées berada di sepanjang perbatasan Spanyol. Kecuali utara Perancis ekstrim, negara dapat digambarkan sebagai empat daerah aliran sungai dan dataran tinggi.Tiga dari aliran sungai Seine barat ke Selat Inggris, Loire ke Atlantik, dan Garonne ke Teluk Biscay. Rhône mengalir ke selatan ke Mediterania. Untuk sekitar 100 mil (161 km), Rhine adalah timur perbatasan untuk Prancis. Di Mediterania, sekitar 115 mil (185 km) timur-tenggara Nice, adalah pulau Corsica (3367 sq mi; 8.721 km persegi).
Perancis adalah suatu negara besar dengan segala kebesaran dan juga tragedinya.Negara dengan penduduk lebih dari 55 juta ini, terletak di jantung Eropa. Bahasa Perancis adalah bahasa Internasional yang di pakai oleh lebih dari 60 juta orang di seluruh dunia, terutama di negara Perancis, Belgia, beberapa negara di kawasan Afrika Barat, Haity, dan juga kawasan jajahan Perancis di Pasific. Bahasa Perancis adalah bahasa pengantar resmi yang di gunakan Masyarakat Uni Eropa juga bahasa pengantar resmi di PBB, bersanding dengan bahasa besar lainnya. Banyak orang yang mengenal Perancis dari Parfum dan juga modenya, seperti Versace. Padahal Perancis memiliki tehnology tinggi yang dalam beberapa segi tidak kalah dengan negara USA, seperti tehnology otomotive dengan TGV nya/kereta cepat, pesawat Airbus, tehnology telekomunikas, etc. Prancis memiliki luas tanah:210.668 sq mi (545.630 sq km); luas: 211.209 sq mi (547.030 sq km) dan Populasi (2010 est):64057792 (tingkat pertumbuhan: 0,5%); angka kelahiran: 12.4/1000; angka kematian bayi: 3.3/1000; harapan hidup: 81,1; kepadatan per km persegi: 100.

B.    Sistem Pemerintahan Negara Perancis

Sistem pendidikan Prancis mencerminkan selektivitas yang juga terdapat pada pemerintahan dan kehidupan social lainnya. Rakyat Prancis menumpukkan wewenang dalam pemerintahan kepada sebuah majelis nasional representative yang terdiri dari dua majelis. Majelis pertama, Chamber of Deputies yang dipilih langsung oleh rakyat, majelis yang lain, yaitu Senat, dipilih oleh electoral college (badan pemilih). Dengan bersidang sebagai satu badan, kedua majelis berwenang memilih presiden. Tahun demi tahun, pentingnya jabatan presiden berlaku surut, dan tugas eksekutif di ambil alih oleh seorang perdana menteri yang mengepalai cabinet menteri-menteri. Seluruh anggota cabinet berikut perdana menteri di angkat dan ditentukan masa jabatannya oleh kedua majelis dalam majelis nasional. Oleh karena itu, pada pelaksanaannya rakyat tidak memerintah sendiri karena mereka telah mendelegasikan kedaulatannya kepada deputi-deputi terpilih dan para elector (anggota electoyal college), orang-orang yang secara teori berkualitas lebih baik untuk menjalankan kekuasaan secara rasional di bandingkan warga biasa. Proses selektif juga diberlakukan pada beberapa partai politik.
Teori bahwa pemerintahan harus dijalankan oleh kelompok terpilih yang wewenang keputusannya telah diterbitkan lewat jalur studi formal yang ketat telah memberikan pengaruh kuat pada sistem pendidikan prancis. Orang-orang yang tidak termasuk dalam kelompok pilihan ini dan mereka merupakan golongan mayoritas luas, harus puas tak hanya dengan kedudukan yang rendah dalam kehidupan, tetapi juga dengan biaya pendidikan yang cenderung di tujukan agar mereka lebih menjadi pengikut daripada menjadi pemimpin.


C.     Sistem Pendidikan Di Negara Perancis

Prancis adalah tergolong Negara yang telah maju industrinya dari antara Negara maju di barat lainnya. Problema-problema yang di rasa belum dapat di selesaikan secara tuntas ialah yang menyangkut masalah kependidikan dari abad ke abad.
Dibawah pemerintahan Repoblik ketiga, lycee dan fakultas unuversitas negeri di ambil alih untuk membentuk inti system sekolah menengah yang bertujuan menemukan dan menghasilkan calon-calon pemimpin. Kendati teori warisan status kelas telah di tolak, system pendidikan masih sangat selektif. System tersebut sudah memisahkan anak-anak menjadi dua kelas sejak hari pertama mereka masuk sekolah. Akhirnya, hak pilih dijadikan universal bahkan wanita berhak memilih setelah perang dunia II, tetapi biaya pendidikan di sekolah menengah tetap melanggengkan diskriminasi kelas.
Penerapan sistem pendidikan di Indonesia dengan di Perancis pada umumnya memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di indonesia yang pada dasarnya sistem pendidikan di Indonesia merupakan adaptasi dari sistem pendidikan luar negeri. Perbedaan sistem pendidikan tentu saja terletak pada penerapan metode pembelajaran di negara itu sendiri. Di negara Perancis seorang peserta didik mengenyam pendidikan dimulai pada saat anak berusia 2 atau 3 tahun setara dengan play group hingga 17 tahun disana peserta didik langsung diarahkan pada bakat dan minat dan pada pemahaman konseptual, para siswa terbiasa belajar dengan pola keras, disiplin dan dipenuhi dengan tugas. Setelah siswa menempuh pendidikan wajib, bagi mereka yang ingin menempuh ke jenjang perkuliahan mereka akan dihadapkan lagi dengan persaingan yang sangat ketat, untuk lulus dari SMA saja itu merupakan hal yang sangat rumit. Siswa yang terpilihlah yang dapat melanjutkan ke jenjang perkuliahan dengan dihadapkan soal soal oral (essay) yang menuntut pemahaman konseptual sehingga sedikit pula yang dapat masuk ke jenjang universitas. Pendidikan di Perancis tentunya tidak lepas dari peranan pemerintah. Pemerintah Perancis telah menganggarkan 23% pendapatan negaranya untuk pendidikan yaitu adanya pendidikan gratis dari TK hingga SMA dan gaji guru yang besar, disana gaji guru mencapai hingga 50 – 60 juta perbulan. Untuk menjadi guru disanapun tidak mudah mereka yang ingin menjadi guru harus diseleksi sesuai potensi yang dimilikinya. Karena ia akan menjadi tulang punggung dalam menjamin kualitas pendidikan bangsanya. Jika ia diterima menjadi seorang guru, gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta, ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah, kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah ditanggung oleh pemerintah. Sehingga seorang guru benar-benar berkonsentrasi penuh dalam mengajar dan mencerdaskan para anak didik, dan mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk itu. Oleh karena itu, untuk pengangkatan seorang guru, termasuk dosen, diadakan seleksi penerimaan yang sangat ketat dan teruji. 
Ada salah seorang mahasiswa Indonesia di Perancis yang sudah berkeluarga dan memiliki dua anak umur dua dan empat tahun memasukkan kedua anaknya di TK mulai pukul 09.00 (pagi) sampai pukul 17.00 (sore). Sistem ini dianut karena umumnya para pegawai di Perancis bekerja dari pukul 09.00-17.00, dengan catatan. Hari Sabtu dan Minggu libur. Selama anak berada di ruang sekolah (09.00-17.00) mereka sepenuhnya ada di bawah asuhan dan bimbingan guru. Di antara jam belajar itu mereka (anak-anak) diberi makan siang, dan juga kadang-kadang ada acara tidur siang. Jadi, para orangtua menyerahkan anaknya ketika berangkat kerja dan menjemputnya kembali saat pulang kerja. Pada hakikatnya seluruh proses belajar ini diberikan secara gratis oleh pemerintah. Pemerintah Perancis menjamin bahwa masuk sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi adalah gratis. Tentu saja untuk memasuki setiap jenjang pendidikan diadakan seleksi ujian masuk, mulai tingkat pendidikan dasar (ecole primaire) pendidikan menengah (lysee) sampai perguruan tinggi (universitarire).
Guru dituntut agar lebih memperhatikan perkembangan kepribadian individual anak didik, dan tidak hanya mementingkan pengembangan intelektual semata. Dalam kongres ahli pendidikan di Le Havre tahun 1939 antara lain diputuskan agar guru memperhatikan perkembangan anak didik pada aspek fisik, sosial dan etis dalam pendidikan di samping aspek intelektual dan cultural.
Untuk meningkatkan kualitas guru, maka didirikanlah “Ecole Normale” (Sekolah Guru) yang lama belajarnya 7 tahun (masa 4 tahun untuk pendidikan umum dan 3 tahun untuk keguruan). Namun demikian problema tentang mutu kependidikan tidak dapat di atasi hanya denga melalui sekolah guru, tanpa diimbangi denga peningkatan bidang kehidupan lainnya, seperti ekonomi, dan political will dari pemimpin negaranya. Problem lainnya ialah bagaimana agar pendidikan tidak terlalu intelektualistis.

D.    Sistem Perjenjangan Pendidikan di Perancis

Gambaran umum Sistem Pendidikan di Perancis
Pada dasarnya ada 4 degree :
1.     Maternelle (setara playgroup dan TK) mulai dari umur 2 th
Sejak tahun 1967, semua anak di Perancis dikenakan wajib belajar sampai dengan umur 16 tahun. Seperti di negara-negara lain, sekolah di Perancis dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK)/Ecole Maternelle sebagai tingkat pra-sekolah. Seorang anak yang sudah berumur 2 tahun dengan ditambah syarat-syarat tertentu sudah boleh masuk TK, walaupun pada umumnya anakanak masuk TK berumur antara 3 sampai 4 tahun.
Pendidikan pra sekolah dibagi menjadi 3 tingkat: kecil, sedang dan besar. Pada tahap ini anak-anak diperkenalkan cara hidup berkelompok, keterampilan sederhana dan pengenalan huruf-huruf serta angka.
Sekolah TK ini terdiri dari bermacam-macam, di antaranya:
- Toute Petite Section ( mulai umur 2)
- Petit Section (3 th)
- Moyen Section (4 th) ~~ TKA
- Grand Section (5 th) ~~ TKB
2.     Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar dimulai pada usia 6 tahun dan selama 5 tahun: Jenjang Persiapan (CPI), Dasar 1 (CE1), Dasar 2 (CE2), Menengah (CM1) dan Menengah 2 (CM2). Tujuan utama pendidikan dasar ini adalah untuk mengajarkan pada anak-anak kehidupan bermasyarakat memberikan kemampuan membaca dan berhitung dengan persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan menengah (Iycees dan Colleges).     Pendidikan ini berkewajiban menggabungkan kepentingan dasar pendidikan dan kesenangan , atau bermain suatu pendekatan yang terbukti berhasil pada anak-anak. Dewasa ini hampir 100% anak yang berumur 6 tahun sudah memasuki bangku sekolah dasar. Anak-anak sekolah di TK dan SD negeri dibebaskan dari pembayaran, dan memperoleh buku-buku pelajaran secara gratis.
1ere degree :
- Cours Preparatoire (CP) - 6th ~~~SD 1
- Cours Elementaire (CE1) - 7 th ~~ SD 2
- Cours Elementaire (CE2) - 8 th ~~ SD 3
- Cours Moyen 1 (CM1) - 9 th ~~ SD 4
- Cours Moyen 2 (CM2) - 10 th ~~ SD 5
3.     Pendidikan Menengah Pertama
Pendidikan menengah tersedia secara tradisional disekolah negeri yang disebut lycee dan sekolah kotapraja yang disebut college. Menurut sejarahnya, lyce lebih selektif sehingga memilki reputasi sebagai yang lebih sempurna. College cenderung mengakomodasi cita rasa pendidikan modern dah lebih cepat berafaptasi dengan permintaan umum warga kotapraja yang mendukungnya. Meskipun demikian, kedua jenis sekolah tersebut mempersiapkan siswa untuk ujian baccalaureat sehingga mempersiapkan pula penerimaan ke universitas.
Sekolah menengah bisa di masuki dari sekolah dasar, tetapi ada jalur lain yang lebih disukai, yaitu lewat classes preparatoire. Classes preparatoire adalah sekolah swasta yang seringkali memilki perkanjian kerja dengan satu lycee atau lebih untuk meyakinkan para orang tua yang menjadi penyantunnya bahwa putra-putra mereka akan diterima disekolah menengah. . 2eme degree :
- 1ere cycle 6eme - 11 th ~~ SD 6
- 1ere cycle 5eme - 12 th ~~ SMP 1
- 1ere cycle 4eme - 13 th ~~ SMP 2
- 1ere cycle 3eme - 14 th ~~ SMP 3, yg lulus menyandang status Colleges dan
Memilih ke jurusan Baccalaureat ( jalur umum) ataukah jurusan CAP /
BEP (jalur profesionel) 1-2 th habis gitu bisa langsung kerja.
4.     Pendidikan Menengah Atas
Berikut adalah jalur Baccalaureat :
- 2eme cycle 2 eme - 15 th ~~ SMA 1
- 2eme cycle 1 ere - 16 th ~~ SMA 2
- Terminal - 17 th ~~ SMA 3, yg lulus bisa menyandang gelar BAC-S
(Scientific), BAC-ES (Economi) atau BAC-L (Litteraire) tergantung jurusan
yg diambil di kelas.
5.     Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam beberapa bentuk. Hampir semua akasemi memilki fakultas universitas jenis konvensional,tetapi tidak semuanya mempunyai perangkat fakultas yang lengkap. Seirinng dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sumbangsih universitas dalam bidang-bidang ini diperluas dengan meningkatkan daya tampung kelas pada fakultas-fakultas yang sudah ada taupun menambahkan fakultas-fakultas baru.
Superieur, ada 3 cabang :
- IUT : Instituts Universitaire de Technologie - 2 th, diplome : DUT / BTS
- Universités - 3 th, diplome : Licence
- 4 th, diplome : Maitrise
- 5 th, diplome : DESS / DEA /DRT
- 8 th, diplome : doctorat
- Grande Ecole :
- ENA : sekolah politik
- Polytechnic, diplome : Ingenieur & Scientific
- HEC - Untuk sekolah Finance commerce
- ENS - sekolah calon guru.
Sistem pendidikan di Perancis dari awal sudah dapat mendeteksi bakat dan kemampuan anak, dan sudah bisa menentukan jurusan sesuai minat anak sejak dini. Jadi tidak semua anak berlomba-lomba ingin menjadi insinyur atau jurusan teknik,. Siswa juga tidak dituntut harus menguasai seluruh mata pelajaran, akan tetapi cukup hanya basicnya saja, baru bidang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa dipelajari secara lebih mendalam, sehingga lebih fokus. Apalagi yang berminat melanjutkan ke Grande Ecole, harus melewati test yg benar-benar ketat untuk bisa masuk. Baru yang nggak masuk, larinya ke universitas biasa.































BAB  III
Penutup

A.       Kesimpulan

Sistem pendidikan di perancis menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan sepenuhnya kepada pemerintah. Jadi, kementrian pendidikan (biasa disebut Ministry of National Education) memiliki peran urgent dalam kemajuan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah juga menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan  sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
Peserta didik langsung diarahkan pada bakat dan minat dan pada pemahaman konseptual, para siswa terbiasa belajar dengan pola keras, disiplin dan dipenuhi dengan tugas. Setelah siswa menempuh pendidikan wajib. Anak-anak mendapatan pendidikan dasar pra sekolah pada umur dua hingga enam tahun, SD antara tujuh hingga 10 tahun dan SMP (Collège)-SMA (Lycées) antara 11 hingga 18 tahun sedangkan pendidikan tinggi untuk mereka yang berusia di atas 19 tahun.


Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di www.exzellenz-institut.com
Sumber :

https://bagibagi93.blogspot.co.id/2015/02/sistem-pendidikan-di-negara-perancis.html